Langsung ke konten utama

AULIA ALLAH YANG SHALAT DI ATAS AIR

AULIA ALLAH YANG SHALAT DI ATAS AIR

( UWAIS AL-QARNI ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ )

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪ

Sebuah kapal yang penuh dengan muatan dan dengan 200 orang penumpang
termasuk para pedagang yang datang dari sebuah pelabuhan di Mesir.
Ketika kapal itu berada di tengah lautan maka tiba-tiba petir menyambar bersama
ombak yang kuat dan besar membuat kapal itu terombang-ambing dan hampir tenggelam.
Berbagai usaha dilakukan untuk menghindari pukulan ombak ribut tersebut,
namun semua usaha mereka sia-sia belaka. Semua orang yang berada di atas kapal itu
sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.
Dari antara penumpang kapal tersebut terdapat seorang laki-laki
yang sedikitpun tidak merasa cemas.
Dia kelihatan tenang sambil berdzikir kepada Allah ﷻ .
Kemudian laki-laki itu turun dari kapal yang sedang terombang-ambing dan
berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan shalat di atas air.
Melihat laki-laki yang berjalan di atas air tersebut maka beberapa orang peniaga
yang bersama-sama dalam kapal itu berkata,
“Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!”
namun laki-laki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya.
Para peniaga itu memanggil lagi,
“Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Pada kali yang kedua ini laki-laki itu menoleh ke arah orang-orang yang
memanggilnya dengan berkata,
“Ada apa wahai tuan-tuan?” Seolah-olah laki-laki itu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.
Beberapa peniaga itu berkata,
“Wahai wali Allah, tidakkah tuan menganggap masalah besar tentang
kapal yang hampir tenggelam ini?”
Wali Allah itu berkata,
“Dekatkan dirimu kepada Allah ﷻ .”
Para penumpang itu berkata,
“wahai wali Allah apa yang harus kami lakukan?”
Wali Allah itu berkata,
“Tinggalkan semua harta kalian niscaya jiwa kalian akan selamat.”
Para penumpang berkata,
“Wahai wali Allah, kami siap meninggalkan semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.”
Wali Allah itu berkata lagi,
“Turunlah kalian semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”
Maka sambil membaca Bismillah satu persatu mereka turun ke atas air dan
berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berdzikir.
Tidak berapa lama kemudian maka kapal yang menanggung muatan seharga
ratusan juta itu pun tenggelam ke dasar laut.
Dengan demikian maka habislah semua barang-barang perniagaan
yang mahal-mahal terbenam ke laut.
Semua penumpang jadi bingung dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan,
lalu mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.
Salah seorang dari para peniaga itu bertanya kepada wali Allah,
“Wahai wali Allah siapakah sesungguhnya tuan ini?”
Wali Allah itu menjawab,
“Saya ialah AWAIS AL-QARNI.”
Peniaga itu berkata lagi,
“Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta yang
dikirim oleh seorang jutawan Mesir untuk fakir-miskin Madinah.”
Wali Allah berkata,
“Sekiranya Allah mengembalikan semua harta kalian,
adakah kalian betul-betul akan membagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?”
Peniaga itu berkata,
“Betul tuan, kami tidak akan menipu wahai wali Allah.”
Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu,
maka dia pun mengerjakan shalat dua rakaat di atas air,
kemudian dia memohon kepada Allah ﷻ agar kapal itu ditimbulkan kembali sekalian
dengan harta-harta dan segala muatan yang ada didalamnya.
Tidak berapa lama kemudian kapal itu terangkat sedikit demi sedikit sehingga
terapung kembali di atas air.
Semua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti semula tiada yang kurang suatu apapun.
Setelah itu maka semua penumpang kembali naik ke atas kapal dan
meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju.
Ketika sampai di Madinah maka peniaga yang telah berjanji dengan wali Allah itu tadi terus menunaikan janjinya dengan membagi-bagikan harta kepada fakir miskin Madinah
sehingga tiada seorang pun yang tertinggal.
Uwais ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ adalah tabi’in yang paling utama berdasarkan nash dalam riwayat lainnya,
dari ‘Umar bin Al Khattab ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ , Rasulullah ﷺ bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟﺘَّﺎﺑِﻌِﻴﻦَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻳُﻘَﺎﻝُ ﻟَﻪُ ﺃُﻭَﻳْﺲٌ ﻭَﻟَﻪُ ﻭَﺍﻟِﺪَﺓٌ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺑِﻪِ ﺑَﻴَﺎﺽٌ ﻓَﻤُﺮُﻭﻩُ ﻓَﻠْﻴَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ
“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama. Uwais.
Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih).
Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian.”
(HR. Muslim no. 2542).
Ini secara tegas menunjukkan bahwa Uwais ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ adalah tabi’in yang terbaik.
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Semoga bermanfaat
Silahkan share
Sumber :
Tahnbihul Ghafilin
Pengarang Kitab Tanbihul Ghafilin adalah Abu al-Layts al-Samarqandi
(wafat pada tahun 373H atau 983 M).
Nama lengkapnya adalah Abu al-Layts Mudar Nasir ibn Muhammad al-Samarqandi,
seorang Sufi dan Ahli Hukum mazhab Hanafi yang disegani.
Sebuah nama yang diambil dari nama kota Samarkand yang terletak di negara Uzbekistan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata bahsa arab dan artinya

1. Man jadda wajada - من جدّ وجد "Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya." 2. Man saaro darbi wasola - من سار على الدرب وصل "Barang siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)." 3. Wa maa ladatu illa ba'dat ta'bi - ومااللذّة إلا بعد التعب "Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan." 4. Man yazro' yahsud - من يزرع يحصد "Barang siapa yang menanam pasti akan memetik (mengetam)." 5. lan tarji'al ayyamul lati madhot - لن ترجع الأيّام التي مضت "Tidak akan pernah kembali lagi hari-hari yang telah berlalu." 6. Idza shodaqol azmu wadhohas sabil - إذا صدق العزم وضح السبيل "Jika ada kemauan yang bersungguh-sungguh pasti terbukalah jalannya." 7. Ijhad walaa taksal wa laa taku ghofielan, fan nadaamutul uqba liman yatakaasalu - اجهد ولا تكسل ولا تك غافلا فالندامة العقبى لمن يتكاسل "Bersungguh-sungguhlah, jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah

👳🏻👳‍♀ *Mencintai Ahlul Bait Rasulullah adalah Ciri Ahlus Sunnah..*

AHLUL BAIT Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam memiliki keutamaan dan kemuliaan bagi semua kaum Muslimin, karena Allah Subhanahu Wata’ala memuliakan dan membersihkan mereka dari dosa, mewajibkan kaum Muslimin untuk mencintai mereka di atas semua ras manusia. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzâb [33]: 33) Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman kepada nabi-Nya, “Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS. Asy-Syûrâ [42]: 23) Artinya, katakan kepada mereka wahai Muhammad, aku tidak menginginkan upah dari kalian semua selain kalian mencintaiku dan mencintai keluargaku. Ahlul Bait adalah keturunan suci Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang memiliki ikatan nasab, mereka adalah keturunan Fathimah sampai hari kiamat. Demikian yang dijelaskan Imam Nawawi da

59 KATA MUTIARA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

1. "Barangsiapa yang tidak duduk bersama orang yang berjaya, mana mungkin dia akan berjaya." -Habib Umar bin Hafidz 2. "Banyak bergurau dan berlawak merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah swt dan merupakan tanda dari lemahnya iman." -Habib Umar bin Hafidz 3. "Apabila kita mendoakan orang lain, maka akan hadir malaikat yang mendoakan hal yang sama untuk kita." - Habib Umar bin Hafidz 4. "Rugilah bagi mereka yang berniat untuk melakukan maksiat semula setelah berlalunya Ramadhan." - Habib Umar bin Hafidz 5. "Orang yang tinggi akhlaknya, walaupun rendah ilmunya lebih mulia dari orang yang banyak ilmunya tapi kurang akhlaknya." - Habib Umar bin Hafidz 6. "Janganlah kamu menanggung kebingungan dunia karena itu urusan ALLAH. Janganlah kamu menanggung kebingungan rezeki karena itu dari ALLAH. Janganlah kamu menanggung kebingungan masa depan karena itu kekuasaan ALLAH. Yang harus kamu tanggung adalah satu kebingunga