Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

KISAH NYATA: KEINDAHAN AKHLAK SANG PUTRI KECIL HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Selagi aku masih duduk di Daruzzahro, Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz pernah berkata kepada salah satu putri beliau: "Darul Mustofa dan Daruzzahro ini bukanlah kepunyaan kita, sekalipun ayah yang mendirikannya tetapi sejatinya adalah kepunyaan Kakek kita Rasulullah Shollallohu 'Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam beserta putri kecintaan beliau ibu kita Sayyidah Fatimah Azzahro Radhiyallohu 'Anha, maka sekali-sekali kamu jangan berbuat seenaknya di dalamnya, harus tunduk dengan segala macam peraturannya, jangan memakan hak-hak tamu Azzahro sebelum mereka semua telah habis makan kecuali sisa-sisa puing makanan dari mereka. Ingat !! peran kita di sini hanya sebagai pembantu, khaddam, dan pelayan yang melayani rumah ini beserta tamu-tamunya". Pada suatu hari, saat jam istirahat, aku hendak pergi ke kamar kecil, tetapi aku melihat putri kecil putri bungsu Habib Umar bin Hafidz duduk seorang diri di salah satu tangga Daruzzahro sambil memegang perut, maka aku pun m

Habib umar bin hafidz dan sang ibu

"Dulu..setiap selesai rouhah(dars ashar),Habib Umar selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi ibunya(Hubabah Zahro).. Hampir setiap hari beliau meluangkan waktu untuk duduk bersama sang ibu di tengah kesibukan dakwah yg sangat-sangat padat.. Tahukah kalian apa yg Habib lakukan ketika duduk bersama ibunya ? Habib membuat qohwah(kopi)untuk ibunya.. sesederhana itu ?? Tentunya tidak, Habib tidak membuat kopi jahiz(instan)yg dijual di toko-toko itu,.. Tapi beliau sendiri yg mengambil dan memilih biji-biji kopinya.. Menumbuknya..membersihkan kulit-kulitnya, hingga ia menjadi seperti dagig(tepung).. Setelah itu baru beliau hidangkan kopi tersebut untuk sang ibu.. Itu adalah kegiatan "wajib" Habib Umar setiap kali mengunjungi ibunya.. Siapa diantara kita yg pernah memanjakan ibunya seperti itu..? Memberi perhatian terhadap ibunya sebesar itu.. ? (Di petik dari kalam Habib Mahdi Al Maghribi,Khodim Habib Umar,Cucu Habib Hasan Baharun pendiri Dalwa,dalam jalsah bersa

Al-Habib Umar bin Hafidz dan singa

Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis. Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya. Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat. Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari

TAUBATNYA JIN WANITA BERKAT FOTO-FOTO ULAMA

Kisah ini diceritakan oleh salah satu jamaah Majelis Rasulullah Saw. (MR). Bahwa ada salah seorang jamaah yang saudara wanitanya kemasukan jin pada hari Senin malam. Jin itu bersikuat tidak mau pergi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengusir jin itu dari diri si wanita. Namun tak ada satu pun yang berhasil mengeluarkan jin itu dari diri saudara wanitanya. Salah seorang jamaah Majelis Rasulullah lainnya menawarkan agar saudara wanita itu dibawa ke rumahnya besok pagi untuk dilakukan upaya pengusiran jin dengan melakukan pembacaan ratib, maulid dan dzikir bersama teman-teman Majelis Rasulullah Saw. lainnya. Keesokan harinya, sekitar pukul 10.00 pagi, setelah jamaah MR dan saudari wanitanya tiba di rumah salah seorang sahabat, wanita itu tidak mau masuk ke dalam karena ternyata di ruangan itu terdapat foto-foto ‘arif billah diantaranya, al-Habib Ali bin Husein Alattas (Habib Ali Bungur ) sertaal-Habib Umar bin Hafidz. Setelah dipaksa untuk masuk dan menuju lantai atas, tiba-tiba

Kisah Keutamaan Orang Yang Menjaga Sunnah Rasulullah Saw

Maka sebagian ulama besar mengatakan (menceritakan) bahwa ada 2 orang yang saling mencintai karena Allah, mereka bersepakat untuk saling membantu di dunia dalam mencapai ridha Allah, dan untuk menyebarkan ajaran Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam, dan menampakkan akhlak rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama mereka dalam kehidupan dunia. Maka kedua orang shalih ini setuju untuk mengamalkan sunnah-sunnah nabi Muhammad dan menyebarkan ajaran beliau hingga mereka wafat, dan mereka berkesinambungan dalam hal itu, mereka saling membantu dalam menyebarkan dakwah nabi Muhammad, mereka mengajarkan sunnah-sunnah nabi Muhammad kepada manusia dengan kasih kelembutan dan kasih sayang dan akhlak yang mulia, dan mereka terus mengamalkan sunnah-sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Yang mana hal itu adalah sunnah-sunnah yang sangat sederhana dan kita semua mengetahuinya, diantaranya sunnah ketika makan, ketika tidur, ketika keluar dan masuk rumah.--- Kita menga

Jika rizki karena kerja keras, seharusnya orang paling kaya kuli bangunan.

Jika rizki karena kerja keras, seharusnya orang paling kaya kuli bangunan. Jika rizki karena banyak waktu kerja, seharusnya warung- warung kopi 24 jam bisa mengalahkan macdonal dan kfc. Jika rizki karena kepintaran. Seharusnya dosen dosen yg bergelar panjang menjadi orng orang kaya. Jika rizki karena jabatan. Seharusnya para presiden dan raja berada di urutan terdepan dari 100 orng terkaya di dunia.. Rizki itu karena kasih sayang Allah. "Mengejar rizki jangan mengejar jumlahnya tapi kejarlah berkahnya." (Ali bin Abi Thalib) "Hasbiyallah laa ilaaha illa Huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa Robbul 'arsyil 'adziim", "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, kepada-Nya aku bersandar diri, sedangkan Dia adalah Pemilik Arsy yang Agung." Bacalah kalimat itu pada pagi dan sore hari masing-masing sebanyak 7 kali,maka insya Allah akan diraih keutamaanya bagi kita berupa dicukupkan dari kesusahan dunia dan akhirat. Sebagaima

Hindari Tidur Lagi Setelah sholat Shubuh!!!

Ingat dawuhe Syekh Maimun Zubair Sarang waktu ngaji ahadan beberapa waktu lalu. Beliau dawuh: "Ono ulama' sing dawuh, Sholat subuh kawanen iku luwih apik ketimbang sholat subuh ora kawanen nanging bar subuh mapan turu." (Ada sebagian Ulama' berkata, Sholat subuh kesiangan [Shalat subuh di akhir waktu] itu lebih baik daripada sholat subuh tepat waktu tapi setelah subuh tidur). Dengan dawuh ini tentunya Mbah Moen bukan berarti 'MELEGALKAN' sholat subuh kesiangan akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah bahwa betapa jeleknya tidur setelah subuh, selain bisa merusak kesehatan ternyata banyak juga efek negatif yang ditimbulkan dari tidur setelah subuh baik secara jasmani, rohani, maupun psikis. Dalam kitab Tadzkiroh karya Imam Jalaluddin Assuyuti dijelaskan bahwa; -Tidur di permulaan siang (pagi hari) disebut ﻋﻴﻠﻮﻟﺔ yaitu (menyebabkan) kefakiran. -Tidur di waktu dluha disebut ﻓﻴﻠﻮﻟﺔ , (menyebabkan) kelemahan/lesu pada badan. -Tidur ketika tergelincir ma

Nama-nama Rosul 313

Telah kita ketahui bersama bahwa nama-nama rosul yang wajib kita hafal dan ketahui ada 25. Sedangkan jumlah keseluruhan para rosul ada 313. Mungkin ini yang tidak banyak diketahui orang, yakni tentang nama-nama para rosul yang berjumlah 313. Al-Alim al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani (kelahiran Tanara, Serang, Banten tahun 1813 M dan wafat di Mekkah tahun 1897 M), dalam kitabnya yang berjudul ats-Tsamaru al-Yani’ah fi Riyadh al-Badi’ah menjelaskan: ﻓﻤﻦ ﻛﺘﺐ ﺍﺳﻤﺎﺋﻬﻢ ﻭﻭﺿﻌﻬﻢ ﻓﻰ ﺑﻴﺘﻪ ﺍﻭ ﻗﺮﺍﻫﺎ ﺍﻭﺣﻤﻠﻬﺎ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻟﻬﻢ ﻭﺗﻜﺮﻳﻤﺎ ﻟﺬﻭﺍﺗﻬﻢ ﻭﺍﺣﺘﺮﺍﻣﺎ ﻟﻨﺒﻮﺗﻬﻢ ﻭﺍﺳﺘﻤﺪﺍﺩﺍ ﻣﻦ ﻫﻤﻤﻬﻢ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ ﻭﺍﺳﺘﻐﺎﺛﺔ ﺑﺎﺭﻭﺍﺣﻬﻢ ﺍﻟﻤﻘﺪﺳﺔ ﺳﻬﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻣﻮﺭﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻻﺧﺮﺓ ﻭﻓﺘﺢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺨﻴﺮﺍﺕ ﻭﻧﺰﻭﻝ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻛﺎﺕ ﻭﺩﻓﻊ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺸﺮﻭﺭ , ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺣﻴﺎﺗﻬﻢ ﻭﻣﻤﺎﺗﻬﻢ ﺳﻮﺍﺀ ﻓﻬﻢ ﻣﺘﺼﺮﻓﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻻﺭﺽ ﻭﺍﻟﺴﻤﺎﺀ . “Barangsiapa yang menulis nama-nama rosul dan meletakkannya di rumah atau membacanya atau membawanya dengan mengagungkan mereka, memuliakan keberadaan mereka, menghormati kenabian mereka, berharap dari keingina

FAEDAH TENTANG HADIAH

Ada 21 faedah tentang hadiah yang barangkali di antara kita belum mengetahuinya. 1- Hadiah itu punya pengaruh yang besar, semakin mempererat cinta dan mempersatukan hati, juga memperbaiki hubungan. 2- Terimalah hadiah dan berusahalah untuk membalasnya. Aisyah radhiyallahu ‘anha menyatakan, ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻳَﻘْﺒَﻞُ ﺍﻟْﻬَﺪِﻳَّﺔَ ﻭَﻳُﺜِﻴﺐُ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.” (HR. Bukhari, no. 2585) 3- Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menerima hadiah, namun tidak menerima sedekah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika disodorkan makanan, beliau bertanya dahulu apakah makanan tersebut berasal dari hadiah ataukah sedekah. Kalau itu sedekah, beliau berkata, “Kalian makan saja makanan tersebut.” Namun kalau makanan tersebut adalah hadiah, maka beliau menyantapnya. (HR. Bukhari, no. 2576 dan Muslim, no. 1077) Dari ‘Abdullah bin Busr r

Ada dua macam suul khotimah

Imam Al Ghazali berkata:"ada dua macam suul khotimah yg membahayakan akhir hayat setiap orang, yaitu: Pertama, ketika sakratul maut datang merenggut, hati dan perasaan seseorang menjadi ragu-ragu dan tidak percaya kepada Allah sehingga ia mati dalam keadaan tidak beriman. Kedua, seseorang yg disibukkan oleh kecintaan urusan duniawi yg tidak ada hubungannya dengan kepentingan akherat, hatinya tenggelam dalam kecintaan terhadap harta dan dunia, dan hatinya selalu berpaling dari Allah. Maka jika sakratul maut menjemput sedang ia dalam keadaan demikian, berarti ia mati dalam keadaan jauh dari Allah SWT. ----------------------------- Habib Ali Al Jufri : "Setiap bentuk kemaksiatan hati memiliki kaitan erat dengan hubbud dunya, cinta kepada dunia. Dan cinta kepada dunia memiliki beberapa unsur. Di antara unsur-unsur cinta dunia itu adalah takabbur, hasud, dan riya’. Itulah sebabnya, engkau membutuhkan cara untuk menyikapi semua unsur tersebut agar dapat melepaskan hatimu dari

Lisanmu, Cerminan Hatimu

Lisanmu menggambarkan apa yang ada dalam hatimu... Maka setiap kalimat yang jelek menunjukkan adanya kejelekan dalam hatimu, setiap gunjingan petunjuk atas kegelapan di hatimu, setiap kebohongan petunjuk atas kejelekan dalam hatimu, setiap sumpah atau kesaksian palsu petunjuk atas kotoran di hatimu, setiap cacian kepada anak kecil atau dewasa bahkan atas hewan petunjuk atas kegelapan dalam hatimu... Lisan menerjemahkan hati maka jadilah orang yang jujur dan berhati bersih. Wallahu'alam Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa Shobihi wasalim

Bagaimana kita sebagai Muslim hidup di negara sekuler seperti Amerika, Bib

Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz Menjawab saat ditanyakan mengenai Negara sekuler. Saya (Habib Ismail Fajrie Alatas) ingat ketika Habib Umar bin Hafidh berkunjung ke University of Michigan, ditanya oleh mahasiswa. "Bagaimana kita sebagai Muslim hidup di negara sekuler seperti Amerika, Bib? Tanya si mahasiswa." Habib Umar menjawab: "Ya yang penting anda pelajari agama, didik anak-anak agar bisa menjadi manusia yang baik , Sebagai penduduk/ warga negara kalian wajib menaati aturan dan hukum yg berlaku. Gak usah mikirin negara sekuler/tidak sekuler. Toh sebagai rakyat, anda tidak bertanggung jawab atas kebijakan dan politik pemerintah. Di hari akhir nanti, anda hanya dimintai pertanggung jawaban sesuai kapasitas anda. Urusan politik/negara tidak akan diadili. Kecuali jika anda seorang penguasa, baru anda akan dimintai pertanggung jawaban oleh Tuhan tentang masalah kenegaraan. Kalau cuman warga negara biasa sih, gak diadili masalah negara. Yang diadili masalah ibad

IMAM SYAQIQ BIN IBRAHIM AL BALKHI ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ DAN SEORANG SUFI MUDA

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪ Syaqiq bin Ibrahim al-Balkhi ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ mengisahkan: Saya pergi melaksanakan haji. Dalam perjalanan, saya singgah di kota Qadisiyyah bersama rombongan lain. Saya melihat orang-orang ramai dengan perhiasan mereka. Seketika pandanganku tertumpu kepada seorang pemuda yang berwajah tampan. Tubuhnya memakai pakaian yang berkain kasar dan kakinya memakai sendal kayu. Pemuda itu duduk sendirian (tersisih dari keramaian). Saya berkata dalam diriku bahwa si pemuda berpura-pura hendak menjadi seorang sufi. Ia nanti akan menjadi beban terhadap orang lain. Saya akan mendapatinya, mengujinya, dan mencela atas kepura-puraannya. Ketika saya mendekatinya, ia berkata, “Wahai Syaqiq”, lalu membaca ayat: ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ “Jauhilah kebanyakan prasangka karena sungguh sebagian prasangka merupakan dosa”. (QS. Al-Hujurat, ayat 12) Lalu Ia beranjak mening