Dia baik, udah mapan, sholeh juga. Tapi.... aku belum sreg nih. Harus bagaimana?
Adalah Fatimah Az-Zahra, pernah menolak pinangan Abu Bakr dan Umar bin Khatab. Padahal keduanya merupakan sahabat paling shaleh dari yang shaleh.
Atau istri Tsabit yang dulu berkata, "Yaa Rasullullah, aku tidak meragukan kesalehan suamiku. Akhlak dan agamanya baik. Tapi sungguh aku takut kufur (karena tidak suka dengan dia)."
"Kembalikan maharmu," jawab Rasulullah sebagai tanda memaklumi alasan itu.
Jadi, salahkah menolak laki-laki sekali pun dia shaleh? Tentu saja tidak.
Akan tetapi....
Adalah seorang perempuan Anshar yang, melalui Rasulullah, dipinang oleh Julaibib. Seorang laki-laki berwajah jelek, bertubuh pendek, tak jelas keturunannya, serta miskin. Maka wajar jika pinangannya sempat ditolak oleh orangtua perempuan itu.
"Dia dibawa oleh siapa, Ayah?" tanya si perempuan.
"Rasulullah," jawab sang ayah.
"Demi Allah, Ayah. Apakah ayah akan menolak perintah Rasulullah? Izinkan aku menerima laki-laki itu ya. Aku yakin dia yang terbaik karena dipilihkan langsung oleh Nabi kita."
Ya. Perempuan itu menerimanya. Padahal jangankan perasaan, melihat pun belum. Tapi dengan alasan taat pada Sang Nabi, ia mengangguk mantap. Ia percaya bahwa itulah laki-laki terbaik yang akan membawanya menuju surga.
Maka bolehkah menerima seseorang padahal belum cinta? Tentu itu juga boleh.
Jadi,
Menerima atau menolak, mengangguk atau menggeleng, itu semua adalah tanggung jawabmu. Adalah keputusanmu. Namun sebelum mengambil keputusan itu, pastikan ridha Allah yang kau tuju.
Kamu menolaknya karena takut tidak bisa berbakti sepenuh hati, sah-sah saja. Kamu menerimanya karena yakin dia lebih bisa mendekatkanmu pada Allah, tentu itu lebih bagus.
Jadi maaf, yang berhak menjawab pertanyaanmu tadi bukan aku, bukan ustad, bukan pula siapa-siapa. Melainkan dirimu sendiri.
Dan apa pun keputusanmu, sekali lagi, pastikan itu untuk kebaikan dunia dan akhiratmu. Bukan urusan dunia semata.
Ingatlah bahwa menikah itu bukan tentang 'dengan siapa'. Tapi tentang 'karena siapa'. Dan pastikan Allah sebagai alasannya. Dan pastikan surga sebagai tujuannya.
Allahu a'lam bishawwab.
1. Man jadda wajada - من جدّ وجد "Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya." 2. Man saaro darbi wasola - من سار على الدرب وصل "Barang siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)." 3. Wa maa ladatu illa ba'dat ta'bi - ومااللذّة إلا بعد التعب "Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan." 4. Man yazro' yahsud - من يزرع يحصد "Barang siapa yang menanam pasti akan memetik (mengetam)." 5. lan tarji'al ayyamul lati madhot - لن ترجع الأيّام التي مضت "Tidak akan pernah kembali lagi hari-hari yang te...
Komentar
Posting Komentar